
Ganjar Pranowo meraih penghargaan detikcom Awards 2023 kategori Tokoh Pendongkrak Kualitas Pendidikan Keluarga Miskin. Berikut rekam jejaknya. Foto: detikcom/Ari Saputra
Saya bukan mau kampanye capres. Bagi saya siapa pun nanti yang jadi presiden dan wakilnya akan saya terima dengan senang hati (meski pun mungkin nanti ada kebijakannya yang saya kritisi). Tapi saya mau mengapresiasi ide sekolah gratis ala Jateng ini. Program ini bukan sekedar sekolah gratis sebagaimana di banyak daerah lain (termasuk Surabaya yang sudah lama digagas dan diwujudkan oleh Bu Risma) yang juga memberi banyak bantuan bagi anak-anak keluarga miskin. Kelebihan program ini daripada sekolah gratisnya Bu Risma adalah bahwa sekolah-sekolah ini memang diprioritaskan bagi anak-anak keluarga miskin. Di Surabaya tidak ada sekolah yang memprioritaskan HANYA untuk anak keluarga miskin sehingga sekolah-sekolah negeri (yang gratis itu) akhirnya juga lebih banyak dimasuki oleh anak-anak yang sebenarnya mampu bersekolah di sekolah swasta yang berbayar. Anak-anak miskin yang tidak mendapat privilege akhirnya tidak mampu bersaing dengan anak-anak dari keluarga yang mampu. Akhirnya mereka masuk ke sekolah-sekolah swasta asal-asalan lagi dengan tetap harus mengeluarkan biaya. Padahal banyak anak mampu yang justru mendapatkan fasilitas sekolah gratis.
Di samping gratis biaya sekolah, siswa SMKN full boarding Jateng ini juga mendapat fasilitas asrama, makan, seragam, dan perlengkapan alat tulis sekolah. Pokoknya all-in. Bedanya dengan Surabaya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMKN Jateng tidak terikat aturan zonasi. Siswa se-Jawa Tengah yang memenuhi syarat pendaftaran dapat mengikuti seleksi PPDB SMKN Jateng dan memilih jurusan masing-masing. Surabaya masih pakai sistem zonasi sehingga anak saya bisa masuk sekolah negeri tetapi anak teman saya yang pengangguran justru tidak dapat sekolah gratis dan harus masuk sekolah swasta yang berbayar. Ironis sebenarnya. 😔
Program Ganjar Pranowo ini memang sangat bagus dan semestinya setiap daerah bisa melakukanya juga. Ini program equity bagi si miskin. Ganjar menginisasi SMKN Jawa Tengah atau SMKN Jateng, 18 sekolah gratis bagi siswa dari keluarga miskin. Jadi khusus bagi anak keluarga tidak mampu. Anak yang mampu silakan cari sekolah lain yang bagus-bagus dan berbayar.
18 SMKN gratis di Jateng ini juga bekerja sama dengan DUDI sehingga memungkinkan lulusannya terserap di dunia kerja dalam dan luar negeri, maupun lanjut ke pendidikan tinggi. Jadi Ganjar tidak sekedar memberi pendidikan gratis yang bermutu tapi juga memberi peluang kerja setelahnya. Sejak angkatan pertama lulus pada 2017, SMKN Jateng yang membawa konsep boarding school sudah meluluskan 1.837 alumni. Kini para lulusannya sudah bekerja di mana-mana
seperti di Korea Selatan, di Jepang, di Jerman, di BUMN, bahkan sudah mampu membelikan orang tuanya rumah, membayarkan utangnya, dll. Luar biasa…! 🙏😁 Ini program equity yang berhasil di mana perekonomian warga miskin menjadi lebih baik karena pendidikan yang diperolehnya. Beasiswa dan kerja sama pendidikan juga memungkinkan sejumlah siswa meneruskan pendidikan di dalam dan luar negeri, seperti Universitas Indonesia (UI) dan kampus Jerman.
Nadia Yuli Asmara merupakan salah satu siswa SMKN Jateng yang akan kuliah sambil bekerja di Jerman selama 8 tahun. Ini bekat program yang telah digagas bertahun-tahun oleh Ganjar. Atas inisiatifnya ini, Ganjar Pranowo meraih penghargaan detikcom Awards 2023: Adapt and Transform to an Era of Change kategori Tokoh Pendongkrak Kualitas Pendidikan Keluarga Miskin, Kamis (21/9/2023).
Sila baca lebih lengkap di sini.
Surabaya, 24 September 2023
Satria Dharma
“What is equity in terms of education?
Equity in education aims to create a level playing field for all children by supporting those who need it most.”