
Mabuk agama di negara kita itu kayaknya kian banyak saja kejadiannya. Mabuk agama itu bisa macam-macam efeknya. Celakanya yang mabuk agama ini kadang tidak sadar bahwa dia sedang mabuk.
Mabuk agama adalah kondisi ketika seseorang mengait-ngaitkan segala sesuatu dengan ritual atau peribadatan agama yang tidak ada hubungannya dengan ritual tersebut. Dan yang jelas tidak ada tuntunannya dalam agama.
Sebagai contoh adalah sebuah hotel di Lamongan yang saya inapi kapan hari. Hotel tersebut adalah hotel syariah. Jadi kalau tamunya laki dan perempuan maka harus menunjukkan Surat Nikah kalau KTP-nya beda alamat. Tentu saja aturan ini tidak berlaku pada pasangan homo. Tapi bukan ini mabuknya. Mabuknya adalah hotel ini menyetel mengaji 24 jam penuh, 7 hari seminggu. Itu perintah pemilik hotel demikian kata resepsionisnya. Entah apa yang ada di benak pemilik hotel ini dengan menyuruh setelkan pembacaan ayat suci 24 jam sehari nonstop seperti ini. Apakah dengan cara ini ia ingin mengusir setan-setan yang biasanya menempel pada pasangan selingkuh yang ingin check-in di hotelnya? Tentu saja pasangan selingkuh tidak akan check-in di hotel syariah. Edan po…! Tapi mungkin pemilik hotel ini juga ingin agar pasangan resmi pun tidak melakukan ritual hohohihenya di hotelnya. Lha gimana mau masuk ke suasana romantis erotis jika kumandang ayat-ayat suci terus menerus terdengar di telinga? 😎
Tapi mabuknya pemilik hotel itu belum seberapa. Mabuk agama yang paling menjengkelkan saya adalah yang dilakukan seorang takmir masjid di depan rumah kami di Madiun. Jika mabuknya datang maka ia akan mengaji seharian penuh siang dan malam di masjidnya dengan menggunakan TOA…! Entah apa yang ada di benaknya sehingga ia menganggap masyarakat di sekitar masjid tersebut perlu mendapatkan berkah dari ngajinya secara terus menerus melalui TOA tersebut. Ia jelas mabuk agama karena kalau waras maka ia pasti akan paham bahwa sama sekali tidak ada tuntunan dari Nabi dan para sahabat untuk mengaji lewat TOA, apalagi sampai 24 jam bahkan di tengah malam ketika semua tetangga perlu tidur yang damai. 🥴
Tapi saya tidak berani menegurnya. Lha wong saya hanya datang sesekali ke rumah kami di Madiun tersebut. Itu pun hanya sehari dua hari. Lha wong masyarakat di sekitar masjid yang tiap hari mendengar takmir tersebut ngaji via TOA saja gak ribut dan gak protes kok. Mosok saya yang cuma sebulan sekali mau ngajak ribut orang mabuk. Golek perkoro…😁
Mabuk agama lain yang lebih parah adalah pada peternakan ayam ‘O’ Chicken yang katanya ada di banyak kota. Ayam yang ada di peternakan ini telah dimuslimkan semua oleh pemiliknya dan soleh-soleh belaka. Ayam goreng soleh ini bahkan telah diwaralabakan dan telah memiliki lebih dari 60 gerai di Sumatra dan Jawa. Bagaimana tidak muslim ayam ini lha wong katanya sejak hari pertama ayam-ayam ini sudah diperdengarkan lantunan ayat suci di kandangnya yang diputar 24 jam sehari, Full Day and Night Ngaji Chicken. Jadi sejak ditetaskan sampai disembelih (jelas dengan tuntunan penyembelihan yang syar’i lengkap dengan sertifikat Halal MUI-nya dong!) ayam-ayam ini selalu dalam situasi terkondisikan muslim sepenuhnya. Wow banget kan…! Jelas sekali bahwa ayam-ayam ini tidak bakalan berbuat maksiat dengan pengawasan yang begitu syar’i dan fully ngaji all day and night. Gak bakalan ayam-ayam ini akan mblakrak untuk berzinah atau sekedar joget Poco-poco sekali pun. Ayam-ayam ini fully soleh dan khair.
Masih ada satu lagi contoh mabuk agama yang bikin saya benar-benar kehabisan kata untuk memahaminya, yaitu soal hubungan disiplin salat dengan kesuksesan Tim Sepakbola Nasional U -16. Pelatih Timnas Indonesia U-16, Bima Sakti Tukiman membeberkan rahasia besar kesuksesan skuadnya di Piala AFF U-16 2022. Bima Sakti mengatakan, taat ibadah jadi kunci kesuksesan Garuda Asia. Menurutnya kesuksesan timnya tak terlepas dari ketaatan para pemain Garuda Asia terhadap tuhannya. Bima Sakti mengatakan, salah satu kunci sukses Timnas Indonesia U-16 adalah taat dalam ibadah. Pelatih berusia 46 tahun itu mengungkapkan ada aturan tertulis yang bertujuan mendisiplinkan para pemain. Aturan itu merupakan ketaatan ibadah para pemain, yang berujung denda bagi yang tidak disiplin. “Gak sholat aja (denda) Rp100 ribu. Kalau masbuk (terlambat sholat berjamaah) itu Rp50 ribu, kalau ga ke masjid sama sekali itu Rp100 ribu. Jadi terkumpul berapa juta gitu, kemudian kita sumbangkan ke panti asuhan,” sambungnya.
Tapi karena ini sifatnya nasional maka saya terpaksa harus menyampaikan bahwa sebaiknya Bima Sakti Tukiman ini disadarkan dulu dari mabuk agamanya agar tidak memalukan kita secara nasional juga. Saya tidak tahu darimana belio ini belajar soal kepelatihan sepakbola tapi setahu saya dunia persepakbolaan itu tidak ada agamanya. Kalau pemain, pelatih, dan penontonnya mah boleh-boleh saja taat beragama. Tapi mosok keberhasilan sebuah tim sepakbola dipengaruhi oleh taatnya pemain melakukan salat berjamaah? Sebenarnya belio ini mendapatkan ilmu sepakbola dan football coaching dari pesantren sepakbola mana sih kok sangat ‘out of the box’ gitu? Apakah pesantren sepakbola yang ia anut ilmunya itu memang benar-benar telah menghasilkan pemain-pemain bola kelas dunia (disamping soleh dan taat beribadah)? 🤔
Untungnya kok Tim U-16 kita tidak sukses. Tim U-16 kita gagal masuk Piala Asia 2023. Katanya salah satu faktor kekalahan kita karena para pemain Timnas Indonesia U-17 dipimpin jajaran pelatih yang mengedepankan kesombongan.
Seandainya tim kita menang saya kok kuatir tim U-16 kita akan semakin digenjot ibadahnya oleh pelatihnya. Mungkin mereka akan diwajibkan untuk salat Dhuha berjamaah, dzikir pagi dan sore, ngaji one day one juz, dan tengah malam akan dibangunkan untuk salat tahajud. 😎
Ane sungguh ngeri membayangkan kegilaan apa lagi yang bisa dilakukan oleh pelatih sepakbola yang mabuk agama seperti ini. 🥴
Surabaya, 11 Oktober 2022
Satria Dharma