
Salah satu hal yang sangat saya syukuri dalam hidup saya adalah bahwa saya tidak pernah memegang amanah kekuasaan yang bisa membuat saya menyalahgunakannya. Memegang kekuasaan adalah cobaan yang besar. Semakin besar pengaruh kita, semakin besar dana yang ada dalam kekuasaan kita, maka semakin besar pula godaan untuk menyalahgunakannya. Saya sungguh tidak yakin bahwa saya bisa lolos dari godaan untuk menyalahgunakan kekuasaan yang ada dalam genggaman saya tersebut. Apalagi jika kita hidup dan bekerja di lingkungan yang permisif dan bahkan mendorong penyalahgunaan kekuasaan tersebut.
Saya sungguh tidak yakin bahwa saya tidak akan korupsi jika saya punya kekuasaan dan kewenangan yang besar terhadap dana atau anggaran yang diamanahkan pada saya. Sedikit demi sedikit saya pasti akan menggunakannya dengan alasan bahwa aturan membolehkannya. Kan aturan memang diciptakan untuk bisa menggunakan anggaran yang diamanahkan pada kita. Ada aturan tertentu yang memang dibuat agar kita bisa menggunakan anggaran yang berada di dalam kekuasaan kita untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu digunakan. Semakin tinggi posisi saya, semakin besar kekuasaan saya, semakin canggih saya membuat aturan-aturan untuk memberi keleluasaan pada diri saya untuk menggunakan anggaran yang ada di kantong saya.
Apakah kalau saya sudah kaya maka saya tidak akan mungkin korupsi? Jare sopo…! Hampir semua pejabat yang korupsi bukan karena miskin. Kita itu cenderung serakah. Sudah kaya dengan pendapatan yang halal tapi kalau melihat kesempatan semakin kaya dengan nyolong tanpa ketahuan maka berani taruhan kita pasti akan melakukannya.
Tapi saya kan orang yang beriman dan selalu menjalankan perintah Tuhan. Saya salat lima kali sehari plus ritual lain puasa Senin-Kamis. Mosok itu tidak cukup menjaga saya sih? 😉 Halaah…! Kayak gak tahu saja bahwa Kementrian Agama itu justru dianggap kementrian yang paling korup. https://news.okezone.com/…/kpk-kementerian-agama-masih…
Beberapa pejabat dan tokoh yang semula kita anggap cukup bersih, sudah kaya raya, tampak agamis, ternyata kemudian ditangkap KPK karena korupsi. Ini sungguh membuat saya jadi sedih dan semakin sadar dan semakin bersyukur bahwa saya tidak perlu berada di posisi mereka. Kalau mereka yang saya anggap kecil kemungkinannya akan korupsi saja ternyata dicokok KPK maka apalah awak ini… Mungkin pada awalnya saya akan bertahan dan menolak melakukan korupsi tapi lama-lama mungkin saya tidak akan tahan. Godaan jelas tidak akan pernah berhenti dan semakin lama semakin besar volume dan intensitasnya. Sama dengan godaan berselingkuh. Pertama mungkin jaga gengsi tapi lama kelamaan akan rontok juga. Hari ini ketemu kelihatan biasa saja, minggu depan kok ada manis-manisnya ya anak ini. 😎 Sebulan kemudian dinas bareng mampir makan di resto yang romantis. Gak lama kemudian saling curhat. Klasik, bro…! 😁 Makanya saya selalu nggandeng istri saya kemana-mana karena kuatir ketemu yang manis-manis tadi. Apalagi saya ini suka trenyuh kalau ada wanita cantik yang curhat kurang kasih sayang. Mosok saya laporkan ke Cak Sambo. 😂
Saya pernah jadi pimpinan PTS dan punya kewenangan penuh soal dananya. Uangnya memang gak banyak tapi lumayanlah kalau mau saya entit sedikit. Saya bisa menganggarkan ini dan itu untuk keperluan saya pribadi. Ane kan pimpinan tertinggi. Ketika ada kesempatan untuk menaikkan gaji para dosen dan karyawan maka saya naikkanlah. Sekertaris saya kemudian lapor ke istri saya bahwa alhamdulillah gaji dosen dan karyawan sudah naik mulai bulan ini (entah siapa yang memberinya inisiatif untuk lapor ke istri saya). Istri saya heran karena tidak ada kenaikan dari gaji yang ia terima. “Kecuali Pak Satria,” jawab sekertaris saya. “Lho kok…?!” tanya istri saya. “Pak Satria tidak mau gajinya dinaikkan,”. Maka beranglah istri saya… 🙄
Saya kemudian menerangkan pada istri saya bahwa gaji saya di kampus adalah yang tertinggi. Padahal saya bukanlah yang paling berat pekerjaannya. Para dosen dan karyawan itu yang menurut saya lebih berat kerjanya (kata anak saya kerjanya bapaknya cuma di komputer). Jadi saya berinisiatif untuk mendekatkan gaji mereka ke nominal gaji saya. Lha wong gaji mereka naik toh gaji saya masih lebih tinggi daripada mereka. Tenang aja, Bune. Gaji saya masih lebih tinggi dari mereka… 😁
Jika saya membayangkan orang-orang yang korupsi, tidak pernah ketahuan, dan sekarang sudah pensiun, saya lalu merinding. Tidakkah mereka berpikir bahwa apa yang mereka curi itu akan membawa mudharat, laknat dan siksa baginya dan bagi keluarga yang ia limpahi dengan harta korupsi tersebut? Saya sungguh akan sangat menyesal jika pernah melakukan korupsi, apalagi jika hasil korupsi tersebut sangat besar dan masih ada melekat pada harta saya. Bagaimana saya akan bisa membersihkan diri dari korupsi tersebut? Saya mungkin akan menyedekahkannya semua ke panti asuhan agar tidak ada satu sen pun lagi yang tinggal pada saya. Mungkin itu tidak akan menghapus dosa-dosa saya tapi paling tidak harta tersebut sudah tidak lagi ada pada diri saya. Ketempelan harta haram adalah hal yang sangat menakutkan bagi saya. 😬
Surabaya, 1 September 2022
Satria Dharma