Saya heran dengan umat Islam yang bilang bahwa membaca terjemah Alquran tanpa punya guru bisa menyebabkan seseorang tersesat…?! Kok bisa…?! 😳
Itu sungguh nir-nalar. 🙏
Lha wong orang kafir saja setelah baca sendiri terjemah Alquran tanpa bisa membaca ayatnya dalam bahasa Arab BISA MENDAPAT PETUNJUK dan akhirnya masuk Islam. Ada sangat banyak kisah tentang orang yang semula ingin mencari-cari kesalahan Alquran tapi setelah membaca TERJEMAH Alquran dalam bahasa yang ia pahami akhirnya malah menemukan kebenaran dan memutuskan masuk Islam. Itu baru baca terjemahnya lho ya…!
Lha kalian yang mengaku sebagai umat Islam sejak kecil, sudah bisa ngaji sendiri, kumpul sesama muslim lha kok bisa justru tersesat ketika membaca terjemah Alquran itu sendiri…?! Kesambet apa kalian itu…?! 😳
Pernah baca buku dengan judul “Aku Beriman Maka Aku Bertanya”…?!
Buku tersebut adalah buku terbaru tulisan DR. Jeffrey Lang, seorang Guru Besar Matematika di Universitas Kansas, Lawrence, Amerika Serikat. Ini buku pertama dari buku ketiganya, Losing My Religion: A Call for Help (2004), yang dalam edisi Indonesianya sengaja dibagi dua demi kemudahan membacanya. Dua buku pertamanya adalah “Bahkan Malaikat pun Bertanya” (2002) dan “Berjuang untuk Berserah” (2003) diterbitkan oleh penerbit Serambi. Buku-buku tersebut sangat laris dan Jeffrey Lang langsung masuk sebagai salah satu penulis favorit saya. Artinya, saya membeli hampir semua buku-bukunya.
Jeffrey Lang adalah seorang muallaf asal Amerika yang masuk Islam karena membaca Al-Quran secara autodidak, tanpa sengaja lagi! Sebagai seorang intelektual yang ateis ia membaca dan mengenal Islam secara sangat kritis dan pada mulanya sangat skeptis. Tetapi pengalamannya dalam membaca AlQuran (terjemahan) ternyata menjadi sangat personal dan meruntuhkan satu demi persatu sikap skeptisnya tersebut. Ini membuatnya seperti tertantang dan kemudian ia pada akhirnya memang terus menggali pemahaman tentang Islam. Pengalaman yang ia tuangkan dalam buku-bukunya sangat menarik, terutama bagi kalian yang punya ‘banyak pertanyaan dalam kepala’ tentang Islam. Saya menemukan beberapa jawaban dari pertanyaan pribadi saya tentang berbagai hal dalam ajaran Islam dan ketuhanan justru dari bukunya Lang.
Seperti juga Lang, saya juga berpendapat bahwa seseorang harus mengenal Tuhan secara pribadi, dan bukan hanya mengenalNya seperti apa yang dikatakan oleh orang lain atau buku-buku agama, meskipun itu orang tua atau guru agama kita sendiri. Kita tidak akan pernah benar-benar percaya pada Tuhan sampai kita benar-benar mengenalnya secara pribadi. Lang mengenal Tuhan lewat AlQuran, sesuatu yang mengejutkan dan mengherankan mengingat Lang adalah seorang ateis mulanya.
Di sini saya lantas meneteskan air mata mengingat kebenaran ayat Tuhan yang menyatakan bahwa Ia membukakan hati siapa yang Ia kehendaki dan menutup hati siapa yang Ia kehendaki. Bagaimana mungkin Lang yang ateis dan skeptis dapat ‘berkenalan’ dengan Tuhan langsung secara pribadi sedangkan begitu banyak orang yang membaca AlQuran berulang-ulang di ‘rumah’Nya, dan bergaul dengan para muballigh dan da’i, justru tidak benar-benar mengenal Tuhan dan apa yang dikehendakiNya? Sebagai orang yang sering membaca (recite) AlQuran dan sering mendapatkan pemahaman yang personal saya mengaku bahwa pengalaman Lang sangatlah personal, original, dan luar biasa indah. Seandainya saja saya bisa memiliki perjumpaan yang begitu personal dengan Tuhan seperti Lang maka saya tentu akan memiliki keyakinan yang lebih kuat. Saya iri pada keimanan yang dimiliki Lang. 🙏
Jadi mengapa Anda takut tersesat karena membaca terjemahan Alquran? 😊
Kalau masih takut tersesat cobalah membaca taawudz dan basmalah sebelum membaca Alquran terjemahan. Jika Anda berjalan menuju Tuhan maka Tuhan akan menyambut Anda dengan berlari. Begitu yang pernah saya dengar. 🙏😊
Balikpapan, 24 Oktober 2020
Satria Dharma