Hati-hati naik kereta kalau tidak cermat di mana kita akan turun. Kami sempat salah turun stasiun dan akhirnya harus naik Grab lagi menuju hotel tujuan kami. 😄
Kota tujuan Wisata Sahasata kami setelah Tasikmalaya adalah menuju ke Timur ke Kebumen. Dari Tasikmalaya kami putuskan untuk naik kereta Malabar menuju Kebumen. Perjalanan sedianya akan berlangsung selama 3,5 jam. Tapi saya tertidur dan baru terbangun ketika ada pengumuman bahwa kereta akan masuk ke Stasiun Gombong. Karena setahu saya Gombong itu masuk daerah Kebumen maka saya pikir ini adalah stasiun kami. Kami segera bergegas untuk turun. To my surprise tidak ada penumpang lain yang turun di stasiun kecil Gombong. Hanya kami berdua.
Begitu turun saya segera cari Grab untuk menuju ke Hotel Mexolie Kebumen. Ternyata hotelnya jauh dari Gombong dan butuh waktu lebih dari setengah jam untuk mencapainya. Kok jauh pikir saya. Tapi untunglah ada Grab yang datang menjemput kami.
Setelah di mobil itulah saya baru sadar bahwa sebenarnya kami belum sampai di Kebumen. Gombong memang bagian dari Kabupaten Kebumen tapi bukan di stasiun sini seharusnya kami turun. Begitu kami sampai di Hotel Mexolie Kebumen kami lebih surprised lagi karena hotel kami ini letaknya persis bersebelahan dengan Stasiun Kebumen. Oalah….! 😄 Seandainya kami turun di Stasiun Kebumen kami bisa langsung masuk hotel tanpa buang waktu dan uang. Tapi dengan demikian kami belajar sesuatu. Kami harus lebih cermat lain kali. 😊
WISATA KEBUMEN
Secara geografis, Kabupaten Kebumen terletak di pantai Selatan di Jawa Tengah. Kabupaten ini berbatasan dengan Cilacap, dan Banyumas di sebelah Barat, Banjarnegara di Utara, Wonosobo dan Purworejo di bagian Timur.
Bagian selatan Kabupaten Kebumen merupakan dataran rendah, sedangkan pada bagian utara berupa pegunungan dan perbukitan yang merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Serayu Selatan. Sementara itu di barat wilayah Gombong, terdapat rangkaian pegunungan kapur yang membujur hingga pantai selatan. Daerah ini memiliki lebih dari seratus gua berstalaktit dan stalagmit dan garis pantai sejauh 53 km.
Tempat rekreasinya rata-rata jauh dari Kota Kebumen dan bahkan sebenarnya lebih dekat jika dicapai dari Gombong. Karena waktu kami hanya sehari dan kami juga harus menempuh perjalanan menuju kota tujuan berikutnya maka tidak banyak yang bisa kami datangi.
KULINER
Tempat pertama yang kami kunjungi pagi sekali adalah kuliner spesial dan khas Kebumen yang disebut Nasi Penggel. Warungnya terletak agak jauh dan tempatnya sangat sederhana. Kami bahkan tidak duduk di meja dan hanya duduk di lincak alias kursi kayu panjang. Tapi saya puas karena rasanya enak dan cocok dengan selera kami. Nasi Penggel ini unik karena nasinya dibentuk bulat-bulat kecil seukuran bola bekel dan satu porsi berisi sekitar 8-10 penggel. Nasi Penggel ini dimakan tanpa piring tapi diwadahi dengan pincuk daun pisang. Nasi Penggel disajikan bersama sayur lodeh santan berbumbu gurih dan lauknya bermacam-macam. Ada kulit, jeroan sapi seperti babat, iso, kikil, ‘tetelan’, jantung, ginjal, paru, tempe mendoan, telor, dan semacamnya. Tak ada minuman lain selain teh hangat tawar atau manis. Harganya murah dan kami berdua cuma habis 30 ribuan dengan berbagai lauknya.
Berikut ini tempat wisata yang sempat kami datangi selama di Kebumen.
1. BENTENG VAN DER WIJCK
Kebumen ternyata menyimpan cerita sejarah masa penjajahan Belanda. Hal ini bisa dilihat dari adanya benteng peninggalan Belanda yang dibangun pada abad ke-18. Menurut sejarahnya, Benteng Van der Wijk berfungsi sebagai benteng pertahanan dan benteng ini jauh lebih besar daripada benteng-benteng kuno lainnya. Benteng ini sekarang difungsikan sebagai tempat wisata sejarah di Kebumen. Luas benteng mencapai 3.606 m2 dengan ketinggian sekitar 9,6 meter. Di atas benteng juga dilengkapi sarana berupa kereta mini yang digunakan untuk mengantar pengunjung berkeliling mengitari benteng sambil menikmati suasana dan pemandangan dari atas benteng. Benteng ini pernah dipakai untuk shooting film “Berandal 2” dan “Slank”.
2. GOA JATIJAJAR
Goa Jatijajar ini sangat terkenal dan terletak di sebelah Selatan Gombong. Perjalanannya lumayan jauh dan jalannya cukup berliku-liku. Tapi begitu sampai di tempat ternyata goa ini sangat luas.
Goa Jatijajar merupakan situs geologi alami yang berasal dari kapur yang membentuk suatu gua dengan stalagtit dan stalagmite yang memukau karena keindahan yang ada. Stalagtit dan stalagmite yang ada terbentuk dari endapan tetesan air hujan yang ada diatap gua yang kemudian bereaksi dengan batuan kapur yang ditembusnya. Selain ada stalagtit dan stalagmite juga terdapat 8 deorama dengan 32 patung yang semuanya menceritakan tentang legenda Raden Kamandaka atau yang lebih sering kita sebut Lutung Kasarung. Kita tidak perlu kuatir karena di sepanjang goa telah banyak lampu yang dipasang sebagai sumber penerangan untuk memasukinya. Selain itu untuk mengelilinginya sudah disediakan jalan khusus yang berupa trap beton untuk memudahkan pengunjung selama perjalanan.
Selesai dari Goa Jatijajar kami langsung balik ke Hotel Mexiolie dengan Grab yang sama. Kali ini sopirnya kami carter untuk sekalian mengantar kami ke Temanggung, kota tujuan wisata kami berikutnya.
Kebumen, 1 Oktober 2018
Ceritanya asyik pak…ringan tapi berisi..saya kebetulan orang Jatijajar yang tinggal di Bengkulu…