TALAK TIGA DENGAN KEKHILAFAHAN
Mengapa Turki yang pernah menjadi negara kekhilafahan yang besar dan berkuasa di dunia selama lima abad justru sekarang berbalik arah menjadi negara sekuler dan bahkan tidak menjadikan Islam sebagai agama negara? Apakah Turki setelah menjadi republik tidak merindukan kembali sistem kekhilafahan yang pernah membuatnya besar dulu? Ternyata tidak. Turki sama sekali tidak tertarik lagi dengan ide khilafah Islamiyah.
Turki memiliki sejarah kekhilafahan yang ratusan tahun panjangnya sehingga paham benar apa dan bagaimana itu sistem khilafah. Mungkin mereka berpikir bahwa hanya orang bodoh yang ingin kembali ke zaman dulu dengan mengorbankan apa yang dimilikinya sekarang dan masa depan yang membentang di hadapannya. Jadi jika Hizbut Tahrir menawarkan sistem khilafah kepada Turki adalah seperti seorang pengangguran melamar putri kraton dengan janji kehidupan bak bangsawan hanya dengan modal foto selfie di depan istana.
Turki sudah melarang berdirinya Hizbut Tahrir sejak belasan tahun yang lalu dan menganggapnya sebagai ORGANISASI TERORIS. Pada 24 April 2008, Majelis Tinggi Mahkamah Agung Turki mengeluarkan putusan yang mengklasifikasikan Hizbut Tahrir selaku organisasi teroris yang mengancam keberadaan republik dan negara. Pada 2009, polisi Turki menahan hampir 200 tersangka anggota Hizbut Tahrir dalam sergapan serentak di 23 provinsi di Turki atas tudingan sebagai anggota sebuah organisasi yang dilarang. Jangan main-main dengan Erdogan, Cak. Arek iku ngono sangar pol!
Bagaimana dengan di Arab Saudi? Setelah berkuasa di jazirah Arab, apakah Dinasti Saud tidak tertarik untuk mengembalikan sistem pemerintahannya menjadi sistem khilafah seperti semula?. Bukankah sistem khilafah yang pernah ada berasal dari jazirah Arab? Apakah Dinasti Saud tidak tertarik untuk mengembalikan kejayaan sistem kekhilafahan yang dulunya berasal dari tanah Arab?
Ternyata Dinasti Saud juga tidak tertarik. Menawari Saudi Arabia sistem kekhalifahan sama dengan menyuruhnya menceraikan istri mudanya yang kinyis-kinyis dan menawarinya seorang janda tua sebagai gantinya. Edan po…! Toh pada faktanya Dinasti Saud adalah khalifah yang memimpin dan menguasai pusat kota suci umat Islam dan sistem kerajaan yang ada lebih menguntungkan bagi mereka. Tawaran untuk mendirikan kekhilafahan Islam global dari Hizbut Tahrir jelas ditolak mentah-mentah oleh pemerintah Arab Saudi. Raja Abdul Aziz sejak tahun 1950-an sudah melarang aktivitas HT karena Hizbut Tahrir dianggap sebagai ancaman kerajaan.
Mari kita lihat kondisi umat Islam di beberapa negara lain.
PAKISTAN
Sebelum merdeka Pakistan merupakan bagian dari negara India. Tapi umat Islam di Pakistan tidak ingin berada di bawah pemerintahan umat Hindu. Kemudian mereka memisahkan diri dan membentuk negara nasionalnya sendiri yang berdasar pada agama Islam. Di bawah Ali Jinnah, Pakistan mengambil jalan sendiri memisahkan diri dari India karena merasa bahwa aspirasi politik umat Islam saat itu tak bisa disalurkan.
Apakah dengan memiliki negara sendiri umat Islam di Pakistan menjadi puas dan berhenti bertikai? Tidak. Pakistan akhirnya juga pecah. Pakistan Timur memisahkan diri dan menjadi negara Bangladesh melalui banyak pertumpahan darah dan perang saudara. Jadi meski pun sudah menjadi negara sendiri dengan pemimpin umat Islam perpecahan tetap tidak terhindarkan.
Pakistan adalah negara Islam. Selain berkonflik dengan India ia juga berkonflik dengan Afghanistan yang juga negara Islam. Jadi pertikaian antar sesama umat dan pemerintahan Islam itu terus berlanjut sampai sekarang.
AFGHANISTAN
Afganistan sebetulnya adalah negara yang damai pada waktu pemerintahan Zahir Syah selama empat puluh tahun. Di tahun 1970an, serangkaian kudeta diikuti dengan serangkaian perang sipil menghancurkan sebagian besar Afganistan. Kejadian-kejadian ini mulai ketika negara tersebut dijadikan negara sosialis di bawah pengaruh Uni Soviet selama Perang Soviet-Afganistan. Setelah pasukan Soviet meninggalkan Afganistan negara ini menjadi negara Islam. Namun sebagian besar wilayahnya telah dikuasai oleh kelompok supremasi Islam, Taliban, yang memerintah negara itu selama hampir lima tahun sebagai rezim totaliter. Taliban berusaha menerapkan interpretasi hukum Syariah Islam yang ketat, dan menjadi tempat berlindung yang aman bagi individu dan organisasi yang terlibat terorisme, terutama jaringan Al-Qaeda Osama bin Laden. Sampai sekarang Afghanistan masih juga kacau dan dianggap sebagai negara yang paling tidak aman bagi wanita. Kemiskinan, ketiadaan jaminan kesehatan dan perang antar-suku membuat Afghanistan menjadi negara paling tidak bersahabat bagi kaum wanita di dunia.
BANGLADESH
Bangladesh juga merupakan negara Islam, dengan populasi Muslim terbesar keempat di dunia. Hingga saat ini, tercatat 83 persen penduduknya, atau sekitar 150 juta orang, beragama Islam. Negara ini juga penuh dengan konflik. Dalam sebuah kudeta yang dipimpin oleh perwira militer muda, Sheikh Mujibur Rahman, Perdana Menteri Pertama Bangladesh dan banyak keluarganya dibunuh pada tanggal 15 Agustus 1975. Kudeta ini mengantar periode pemerintahan militer yang berlangsung selama 15 tahun sampai tahun 1990. Bangladesh dianggap sebagai salah satu negara pusat perdagangan manusia di dunia
Saat ini ajaran Islam belum menjadi inspirasi bagi perdamaian dan ketentraman dunia. Kekacauan dan kerusuhan masih terus terjadi di berbagai negara Islam atau di mana umat Islam menjadi mayoritas. Peperangan demi peperangan untuk merebut kekuasaan terus berlangsung di berbagai negara Islam. Hal ini menyebabkan kemiskinan di mana-mana, mundurnya pengaruh Islam di dunia dan terpuruknya umat Islam dalam berbagai percaturan dunia modern. Terorisme dengan mengatasnamakan Islam masih terjadi di mana-mana (sementara sebagian umat Islam bahkan masih menolak untuk mengakuinya). Dan ini menjadikan komunitas atau masyarakat Islam tidak merasakan keamanan dan kedamaian. Bahkan katanya dari 10 Negara Paling Berbahaya di Dunia enam di antaranya adalah negara Islam atau negara dengan rakyat mayoritas beragama Islam (Suriah berada di peringkat tertinggi saat ini)
Apakah Pakistan, Afghanistan, dan Bangladesh tidak tertarik untuk mencoba sistem khilafah? Siapa tahu cocok dan mereka bisa bangkit menjadi negara super power. Kan lumayan gitu loh…
Ternyata Pakistan juga tidak tertarik dan bahkan sudah melarang organisasi ini sejak 2003 dan memasukkannya ke dalam organisasi teroris. Seorang insinyur yang mengedarkan pamflet Hizbut Tahrir langsung diringkus berdasarkan Undang-undang Anti-Terrorism Act.
Afghanishtan menganggap organisasi Hizbut Tahrir ini sebagai organisasi teroris musuh negara dan menangkapi orang-orangnya. Abdul Qayoum, pimpinannya ditahan oleh National Directorate of Security (NDS) pada 2015. Lebih dari 30 orang HT telah ditahan sejak 2009. Mereka ditangkapi di masjid, kantor mau pun tempat tinggal mereka di Kabul
Bangladesh juga tidak tertarik dan juga sudah melarang organisasi ini sejak 2009. Pada 23 Januari 2012 Pasukan Rapid Action Battalion (RAB) menahan Dr. Golam Haider Rasul, seorang dokter di United Hospital of Dhaka karena tersangkut dengan organisasi ini. Pokoknya ide kekhalifahan Islam ala Hizbut Tahrir ini dianggap sampah oleh mereka.
Lalu bagaimana ceritanya kok tiba-tiba ada sebagian umat Islam Indonesia yang tertarik pada sistem khilafah dan ingin mengubah dasar negara Pancasila menjadi negara kekhilafahan? Lha wong ini ideologi usang yang tidak laku di mana-mana kok di sini dijajakan seolah barang mewah dan eksklusif. Sampeyan ndak pernah keluar rumah dan baca koran tah?
Apa yang bisa kita pelajari dari sini?
Sejarah menunjukkan bahwa politik perebutan kekuasaanlah yang selama ini memecah belah umat Islam. Sistem kekhilafahan Islam bukanlah amanat dari Nabi melainkan sekedar ijtihad dari para sahabat. Dalam pelaksanaannya sistem khilafah ini bisa ditafsirkan sesuka hati oleh penguasanya. Tapi Islam memang bukan diturunkan untuk menjadi sebuah imperium tapi diturunkan agar menjadi sebuah ajaran agama yang akan menjadikan umatnya menjadi rahmatan lil alamin. Umat Islam tidak diperintahkan untuk menjadi satu kesatuan dalam bangsa, negara, atau kekhalifahan tapi diperintahkan untuk menjadi satu dalam persaudaraan keimanan. Jadi umat Islam itu salah fokus jika terus berupaya untuk berkuasa melalui sistem khilafah yang terbukti sudah out of date dan ditolak di mana-mana.
Saat ini banyak politisi dan bahkan ulama yang menyatakan bahwa umat Islam harus peduli terhadap politik dan umat Islam harus bersatu dalam sebuah naungan partai politik Islam. Tentu saja itu bertendensi agar umat Islam ikut pada partai politik yang diikutinya. Di Indonesia saja ada beberapa partai politik berbasiskan Islam dan bahkan mereka tidak mampu menyatukan diri dalam sebuah partai politik Islam bersama.
Saya berharap bahwa umat Islam belajar dari sejarah dan lebih berupaya untuk mewujudkan perdamaian dunia melalui penyebaran ajaran-ajaran kasih sayangnya sehingga mendapat simpati dari masyarakat dunia. Dengan ajaran-ajarannya yang penuh kedamaian maka tentunya akan lebih banyak umat manusia yang tertarik dengan ajaran Islam. Kita tentu berharap agar umat Islam lebih berfokus pada upaya untuk menghapus kemiskinan dan kebodohan, dua musuh besar kemanusiaan, yang terus membelenggu negara-negara Islam karena sibuk memperebutkan kekuasaan. Upaya umat Islam untuk menggunakan ajaran agama untuk memperoleh kekuasaan dengan kekerasan dan pemberontakan di mana-mana justru hanya akan membuat umat lain antipati dan menjauh dari Islam.
Wallahu a’lam bisshowab
Surabaya, 8 Juni 2018
Sumber :
https://internasional.kompas.com/read/2016/04/27/10112461/Presiden.Erdogan.Tegaskan.Turki.Tetap.Negara.Sekuler.
https://id.wikipedia.org/wiki/Afganistan
https://id.wikipedia.org/wiki/Bangladesh
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/11/06/16/lmvtv5-afghanistan-negara-paling-tak-bersahabat-bagi-perempuan
http://www.dw.com/id/10-negara-paling-berbahaya-di-dunia/g-19009590
https://www.dawn.com/news/1211330
https://en.wikipedia.org/wiki/Hizb_ut-Tahrir#Bangladesh