Tidak perduli apa pun profesi Anda. Tidak perduli seberapa sulit pekerjaan Anda. Anda punya dua pilihan dalam menghadapinya : Mengeluh atau Mengubah Keadaan.
Anak-anak saya juga sering menggerutu dan mengeluhkan berbagai hal dan karena bosan mendengar keluhan itu-itu juga maka saya menuliskan di sebuah kertas kuarto dan melaminating pesan berikut : “Kita Tidak Mengeluh dan Menggerutu. Kita Mengambil Tindakan dan Mengubah Keadaan.” Jadi setiap kali mereka mulai menggerutu atau mengeluh saya akan bertanya,:”Apakah kamu mengeluh? dan menyuruh mereka untuk membaca kembali pesan yang sudah saya laminating tersebut. It works! Mereka akan berhenti mengeluh meski sering juga mereka membantah,:”Nggak! Aku nggak mengeluh kok! Aku cuma bilang …”
Berikut ini ada cerita yang saya pungut dari milis lain yang mungkin menarik untuk kita jadikan sebagai pertimbangan dlam mengubah sikap kita dalam memandang hidup.
Enjoy!
Salam
Satria
JADILAH SEEKOR ELANG
Tidak ada seorang pun yang dapat membuatmu melayani pelanggan dengan lebih baik. Itu karena pelayanan yang baik adalah sebuah PILIHAN
Harvey Mackay, menceritakan sebuah kisah tentang seorang pengemudi taksi yang membuktikan hal ini.
Suatu hari ia sedang mengantri menunggu taksi di sebuah airport. Ketika sebuah taksi mendekat hal pertama yang ia perhatikan adalah keadaan taksi tersebut yang tampak sudah digosok hingga mengkilap. Pengemudi taksi yang terlihat sangat rapi dalam kemeja putih, dasi hitam dan celana panjang hitam tersebut keluar dan memutari taksi tersebut untuk membukakan pintu untuk Harvey.
Dia memberi temanku sebuah kartu yang telah dilaminating dan berkata:
“Saya Wally, supir anda. Selagi saya memasukan barang-barang anda ke bagasi, saya harap anda bersedia untuk membaca pernyataan misi saya.”
Harvey mengambil dan membaca kartu tersebut.
Di sana tertulis:
Pernyataan Misi Wally: “Untuk mengantarkan penumpang saya ke tempat tujuan mereka dengan cara tercepat, teraman, dan termurah dalam lingkungan yang bersahabat”.
Hal ini sempat membuat Harvey terkejut.
Terutama ketika ia menyadari bahwa keadaan di dalam taksi tersebut persis sama dengan tampak luarnya. Bersih tanpa noda!
Sambil mengemudi, Wally berkata, “Apakah anda mau segelas kopi? Saya memiliki satu thermos kopi biasa dan satu decaf.”
Sambil bercanda teman saya berkata, “Tidak, saya lebih memilih soft drink.”
Wally tersenyum dan berkata, “Tidak masalah. Saya memiliki pendingin yang berisi Cola, Diet Cola, air, dan jus jeruk.”
Harvey berkata dengan hampir tergagap, “Baiklah saya akan mengambil Diet Cola.”
Sambil memberikan minuman kepada Harvey, Wally berkata, “Bila anda membutuhkan bacaan, saya punya Wall Street journal, Time, Sport illustration dan USA Today.”
Sambil menepi, Wally menawarkan teman saya sebuah kartu berlaminating yang lain. “Ini adalah beberapa daftar stasiun radio dan musik yang dimainkannya yang dapat diputar disini bila anda berkenan mendengarkan radio.”
Dan seakan semua itu tidak cukup, Wally memberitahu Harvey bahwa AC telah dinyalakan dan bertanya apakah suhunya sudah cukup nyaman untuknya.
Kemudian ia menyarankan rute terbaik menuju tempat tujuannya di waktu seperti saat itu.
Dia juga berkata bahwa ia akan sangat senang untuk mengobrol atau menceritakan tentang beberapa pemandangan, atau jika Harvey lebih memilih untuk dibiarkan sendiri.
“Wally, tolong beri tahu saya,” dengan kagum teman saya bertanya kepada pengemudi tersebut, “Apakah anda selalu melayani setiap penumpang seperti ini?”
Wally tersenyum melalui kaca spion depan.
“Tidak, tidak selalu, malahan hal ini baru saya lakukan dua tahun belakangan ini. Selama lima tahun pertama saya mengemudikan taksi, saya menghabiskan sebagian besar waktu saya untuk mengeluh sebagaimana yang dilakukan kebanyak pengemudi taksi. Hingga suatu hari saya mendengar guru pengembangan pribadi, Wayne Dyer, di radio. Dia baru saja menulis sebuah buku berjudul ‘Anda akan Melihatnya Ketika Anda Mempercayainya’.”
“Dyer berkata bila kamu bangun di pagi hari dan mengharapkan hari yang baik, namun kamu sering mengeluh dan bersikap negatif terhadap setiap keadaan. Maka kamu akan mendapati hari-hari yg buruk.”
“Dia berkata, ‘Berhentilah mengeluh! Buatlah dirimu berbeda dalam kompetisi. Jangan menjadi seekor bebek. Jadilah seekor Elang.’ Bebek terbiasa mengeluh sedangkan elang terbang tinggi di angkasa dengan penuh kedamaian dan kemenangan.”
Balikpapan, 14 September 2009
Satria Dharma
Menginspirasi sekali setelah membaca cerita yang Bapak sampaikan, kebetulan sekarang saya mengalami kondisi (tempat mengajar baru) yang membuat saya sering kali mengeluh, karena selalu membandingkan dengan kondisi/tempat mengejar lama. Hampir setiap hari saya harus menempuh perjalanan 3 jam pergi-pulang dari rumah ke sekolah.
Awal-awal mengajar sempat membuat saya tertekan, tetapi setelah membaca cerita ini beban di dada ini terasa lebih enteng.
Terimakasih atas tulisan yang sangat menginspirasi saya ini. Semoga ke depan lebih baik dan teruslan berkarya…Good Luck.
Hi Pak Satria, lama tak bersua di cyberworld.
Saya punya teman seorang guru di SD Krakatau Steel 1 (YPWKS 1) Cilegon yang baru saja mendapat surat phk tanpa diberi alasan tertulis. Alasan yang diberikan hanya secara lisan, yaiut karena mengikuti tes CPN tahun lalu. Apakah alasan ini masuk akal dalam dunia persekolahan? Saya ingin membantu teman saya ini. Beliau butuh legal support. Apa yang dapat kita lakukan untuk ibu guru ini? Saya ingin mengubah keluhannnya menjadi action. Mohon sarannya. Oh, ya beliau sudah mengajar di sekolah ini hampir sepuluh tahun.
Oh ya, mohon izin mengkopi inspiring storynya ke facebook saya. Bolehkah?
Permission granted! Dengan senang hati.
Cari seorang pengacara yang hebat untuk membantu guru tersebut. Ajak guru tersebut mendatangi pengacara tersebut dan minta pengacara itu untuk membuat tuntutan yang keras kepada yayasan yang sewenang-wenang tersebut.
seperti iklan rokok pak…
Talk less do more…
it’s truly a simple yet inspirational story, paK! Besides, I can say that if one respects his own well-being, so will others.
Thanks a lot for sharing, pak. God bless!