
Tidak. Kita tidak perlu membuktikan wujud atau pun keberadaan Tuhan. Saya tidak tahu apa perlunya Tuhan dibuktikan wujud mau pun keberadaannya. 😁
Sebagai umat beragama kita TIDAK PERLU membuktikan Tuhan itu ada atau tidak. Tidak pernah ada perintah dalam Alquran atau hadist agar kita membuktikan keberadaan Tuhan.
Lalu…?!
Kita hanya diminta untuk MENGIMANI atau MEMPERCAYAI keberadaan Tuhan dan malaikat-malaikatnya.
Emangnya bisa…?!
Ya bisalah…! 😁 Milyaran manusia BISA BERIMAN pada hal yang gaib meski tidak pernah melihat wujud dan keberadaannya. Bahkan para nabi tidak ada satu pun yang pernah melihat Tuhan. Toh mereka berhasil meyakinkan umat mereka masing-masing adanya Tuhan Sang Pencipta dengan segala aturanNya.
Jadi kalau ada orang yang meminta kita untuk membuktikan wujud atau keberadaan Tuhan ya sampaikan saja bahwa kita tidak perlu membuktikan keberadaan Tuhan untuk mengimaninya. Kita cukup melihat segala macam ciptaannya di alam semesta ini untuk percaya bahwa Tuhan itu ada dan mengatur segalanya. Kita bahkan merasakan keberadaan Tuhan pada diri kita dan segala hal yang kita alami sehari-hari. Tuhan bahkan berada dalam setiap helaan nafas kita. 🙏
Bagaimana kalau mereka tidak mau menerima jawaban kita? Ya biarkan saja. Masalah buat ente…?! 😁 Memang tidak semua manusia bisa menerima hidayah berupa iman. Bahkan kebanyakan manusia itu tidak mau mengimani keberadaan Tuhan. Begitulah fakta tentang kepercayaan pada Tuhan pada manusia. Ada yang beriman dan yang menolak.
Apakah sains tidak bisa membuktikan keberadaan Tuhan?
Sains itu tidak pernah melakukan penelitian soal ada atau tidaknya Tuhan. Baca tulisan saya di sini.
Jadi kalau ada orang sok-sokan bawa argumen saintifik bahwa ternyata Tuhan itu tidak ada maka jelas dia itu penipu yang sedang ndobos. Jangankan mengadakan penelitian soal keberadaan Tuhan. Lha wong melakukan penelitian soal adanya nyawa atau jiwa saja para saintis sampai hari ini tidak bisa kok. Apakah mereka para saintis gadungan ini mau menolak keberadaan nyawa pada mahluk hidup? 😎
Paling banter para saintis atau dokter akan bilang bahwa bahwa kematian itu adalah proses.
“Hasil akhirnya adalah manusia mengalami pengurangan oksigen yang masuk ke dalam otak ketika mati dan itu menyebabkan sirkuit otak manusia mati dan manusia menjadi tidak sadar akan dunia luar. Saat jantung berhenti, semua proses kehidupan ikut berhenti karena tidak ada darah yang sampai ke otak, ke ginjal, dan hati. Ini menjadikan manusia tidak bernyawa dan tidak bergerak. Itulah waktu yang digunakan dokter untuk memberi kita waktu kematian ,” sindonews
Jadi sampai hari ini misteri tentang nyawa saja masih belum diketahui. Boro-boro pingin meneliti soal wujud Tuhan. 😁 Tak ada saintis yang mau gegabah bilang bahwa nyawa atau roh itu tidak ada karena tidak bisa dibuktikan keberadaannya. Paling jauh mereka akan menjelaskan soal proses kematian berdasarkan bukti-bukti fisiologis. Tapi apa itu nyawa atau roh mereka pasti akan bungkam karena memang tidak bisa diteliti wujud atau keberadaannya.
Itulah perlunya spiritualisme di mana agama termasuk di dalamnya. Agama menjangkau hal-hal gaib yang tidak mungkin dijangkau oleh sains. Sains tidak bisa merasa sok jago seolah sudah mengetahui dan mengungkap semua hal di alam semesta ini. Lha wong soal nyawa atau roh aja mereka mingkem kok. 😁
Sekian dulu nggedabrus pagi saya kali ini. Terima kasih pada para ateis amatiran yang kebetulan bersinggungan dengan saya di dunia maya. Anda telah memberi saya inspirasi untuk memikirkan dan menuliskan ini. Semoga hari-harimu bahagia seperti saya juga. 🙏😁
NB: Saya belum baca buku ini. Tapi judulnya sangat menarik jadi saya pakai sebagai ilustrasi. Jika Anda tertarik untuk membacanya beritahu saya apa inti dari buku ini. I might want to buy and read it as well. 🙏
Surabaya, 24 September 2022
Satria Dharma