Seorang teman pernah bertanya pada saya, “Apakah benar umat beragama itu lebih baik daripada orang-orang yang tidak beragama?”
Teman saya satu ini memang bisa menjengkelkan. Dalam ngobrol ngalor-ngidul dan guyonan hahahihi dia bisa tiba-tiba menyodok saya dengan pertanyaan yang bukan hanya ‘out of the topic’ tapi sekaligus sulit dijawab. Anehnya dia hanya melakukan itu pada saya dan bukan pada teman lain. 🙄
Pertanyaannya yang satu ini adalah pertanyaan sederhana yang jelas tidak bisa dijawab secara sederhana. Saya jelas akan diubernya apa pun jawaban saya. Jadi saya coba dengan satu jawaban ngeles. “Embuh ya. Saya selama ini selalu beragama jadi tidak tahu bagaimana rasanya tidak beragama. Tapi saya memang sering juga lebih mengikuti bisikan setan ketimbang ajaran agama.” Dia tertawa.
“Saya tidak tanya itu. Saya mau kamu menjawab apakah benar umat beragama itu lebih baik daripada orang-orang yang tidak beragama? Beri saya bukti bahwa jika sebuah daerah, kota, atau negara lebih banyak diisi oleh orang-orang beragama maka daerah, kota, atau negara itu akan lebih baik ketimbang daerah, kota, negara yang lebih banyak diisi oleh umat tak beragama atau berhaluan komunis.”
“Apa kriteria ‘lebih baik’ yang kamu maksud?” jawab saya mencoba mencari-cari dalih.
“Terserah menurut kamu,” jawabnya menyodok kembali.
“Umat Islam itu lebih baik karena dia salat, berpuasa, berzakat, tidak makan babi, tidak minum yang memabukkan, tidak berzina, tidak berjudi, dll.” jawab saya sebisanya.
“Dan apa itu baiknya bagi umat beragama lain atau bagi umat yang tidak beragama? Apakah itu akan membuat umat Islam jadi lebih baik, lebih santun, lebih menghargai, lebih perhatian, lebih empatik pada umat beragama lain atau pada orang yang tidak beragama? Apakah keadaan sebuah negara muslim lebih baik ketimbang negara yang mayoritas beragama lain atau bahkan negara komunis? Apakah negara yang berketuhanan menjadi lebih baik ketimbang negara yang tidak berketuhanan? Apakah negara berketuhanan lebih makmur, lebih damai, lebih aman, lebih menyenangkan, lebih ramah, ketimbang negara yang tidak berketuhanan? Beri saya bukti.” Nyerocos dia dengan bersemangat melihat peluang untuk menyudutkan saya. Tapi saya memang jadi tersudut dengan sodokannya tersebut. Saya langsung K.O. dan tidak bisa menjawab. Sepanjang hari itu saya lalu bertanya pada diri saya apakah saya memang lebih baik dari orang-orang yang tidak beragama. Atau bahkan, apakah karena saya menganut agama Islam yang menurut saya agama yang terbaik maka itu membuat saya lebih baik daripada umat beragama lain yang menurut pandangan saya agamanya lebih inferior? Saya mencari-cari bukti bahwa negara yang Pancasila memang lebih baik ketimbang negara yang ateis atau pun komunis. 😎
Apakah kita sebagai muslim memang terbukti lebih baik ketimbang umat beragama lain? Apakah kita sebagai umat beragama memang terbukti lebih baik ketimbang pengikut komunis, agnostik, atau ateis? 😎
Sampai hari ini saya masih dihantui oleh pertanyaan tersebut. Jadi saya lempar saja pertanyaan teman saya tersebut pada Anda. Siapa tahu Anda punya jawabannya. 😁
Surabaya, 16 Nopember 2017
Satria Dharma
Tidak ada hubungan antara agama dengan kebaikan, sebab sumber kebaikan itu adalah kejujuran terhadap hatinurani.