Teman istri saya heran ketika diberitahu bahwa semua surat-surat kepemilikan harta benda kami adalah atas nama istri saya. Jadi semua surat rumah, mobil, asuransi, motor, perabotan, kasur, baju tidur dan sempak adalah atas nama istri saya. 😀 Pokoknya kalau ada harta benda yang perlu ada suratnya saya atas namakan istri saya. Jangankan itu. Lha wong pin semua ATM dan M-Banking di HP saya itu diketahui oleh istri saya sehingga kalau saya perlu mengirim uang sedangkan saya sedang menyetir maka istri saya yang akan mengirimnya dengan menggunakan pin tersebut. Jadi kalau mau istri saya bisa mengirimi dirinya sendiri uang seberapa pun dengan menggunakan ATM atau pun HP saya. 😊
Dan ini membuat teman istri saya heran. Bojomu kok loman? Katanya. Soalnya semua harta benda suaminya tak satu pun yang diatasnamakan dirinya. Jangankan lagi rumah, lha wong kendaraan bermotor empat aja gak satu pun yang atas namanya. 🙁 Dia agak kuatir kalau-kalau terjadi sesuatu dan mereka harus berpisah maka ia tidak bakal bisa membawa apa pun. Lha wong semua harta atas nama suaminya. 😭
Seorang teman saya juga pernah bertanya bagaimana kalau terjadi sesuatu, perceraian misalnya, sedangkan semua harta atas nama istri. Saya jawab begini. Pertama, kita kan tidak pernah berniat atau membayangkan akan terjadi sesuatu di antara perkawinan kita. Jadi saya tidak pernah kuatir akan hal tersebut. Kedua, kalau pun naudzubillahi min dzalik terjadi perceraian di antara kami maka semua harta tersebut biarlah menjadi hak istri saya. Biarlah saya keluar rumah hanya pakai baju yang melekat di badan (sambil bawa buku tabungan dan deposito sekedarnya). 😎 Intinya, seorang wanita yang diceraikan suaminya jangan sampai terlunta-lunta karena masalah ekonomi. Jangan pernah seorang suami membuat mantan istrinya menjadi jatuh miskin dan keleleran karena harta dikuasai oleh suami. Itu namanya mantan suami gak pokro blas. 😬
Terus terang saya sedih sekali melihat banyak contoh wanita yang diceraikan oleh suaminya dan kemudian ditinggalkan begitu saja tanpa diberi harta benda yang memadai untuk kehidupannya setelahnya. Bahkan ada yang tega justru mengusir begitu saja istrinya dan tidak peduli bagaimana ia akan tinggal dan hidup nantinya padahal bawa anak. Teganya…teganya…teganya…! 😭 Dalam banyak kasus perceraian maka pihak wanitalah yang selalu menderita karena sebelumnya mereka sepenuhnya bergantung secara ekonomi pada suaminya. Jadi begitu suaminya menceraikannya maka kebingunganlah ia untuk sekadar bisa bertahan hidup.
Dengan memberikan semua harta benda pada istri saya maka saya hendak menyampaikan bahwa if there is any emergency maka istri saya tidak perlu merisaukan masalah ekonomi. Let me do the worries. If there is any risk then let me take it. You are safe with me. Saya mempercayaimu, mencintaimu, ingin membahagiakanmu, dan tidak pernah berniat mau menyulitkan hidupmu. Lagipula kalau semua surat kamu yang pegang maka kamulah yang harus mengurusinya kan? 😀 Anggap saja saya numpang tidur di rumahmu, ikut nyetir mobilmu, simpan minuman di kulkasmu, duduk-duduk di kursimu, nonton TV-mu, dll. Tapi tolong kamu urusi semua itu. It’s yours, right? 😎
Cukuplah saya memegang satu surat yang sangat penting, yaitu surat nikah. Surat nikah itu adalah jelas surat yang menunjukkan kepemilikan saya atas istri saya. You are mine. And when you are mine everything you have is also mine. Right, Ferguso…?! 😍
Walaupun diatas namakan istri….di belakang istri itu khan ada 3 orang anak…Merekalah pewaris yang sesungguhnya. Kalau kita orang tua sudah jelas masa depan nya…Laa kalau anak anak itu khan harus memperjuangkan hidup mereka.