Tahun ajaran baru 2017-2018 ini saya menawarkan pada sekolah-sekolah menengah, khususnya yang menjadi Sekolah Rujukan untuk program Literasi tingkat propinsi, sebuah program bernama Festival Literasi Sekolah 2017 (FLS 2017).
Festival Literasi Sekolah 2017 adalah sebuah program literasi lanjutan dari program Membaca 15 Setiap Hari’’ dari Direktorat Dikdasmen yang bukan hanya berfokus pada kegiatan Membaca dan Menulis tapi juga menggabungkan program entrepreneurship atau kewirausahaan.
Untuk program membaca ada program “1,000 Page Reading Challenge” sebagai program Tantangan Membaca 1000 Halaman yang sangat menarik bagi siswa. Untuk program Menulis ada program “One Class One Book” yang akan mendorong siswa setiap kelas untuk menghasilkan satu buku setiap tahun. FLS 2017 ini akan dimulai sejak awal semester pertama (Juli 2017) dan akan berakhir pada bulan Desember 2017 dengan puncak sebuah perayaan atau festival tentang literasi dengan menampilkan buku hasil karya para siswa klas 10 dan 11. Pada Festival ini akan diadakan berbagai acara seni selain menampilkan dan menjual buku hasil karya siswa. Festival ini dapat diadakan bekerjasama dengan badan Perpustakaan Kota atau pun Propinsi, dan mengundang siswa dari berbagai sekolah untuk hadir pada festival tersebut.
LATAR BELAKANG
Sekolah Rujukan Literasi perlu memiliki program-program yang bukan hanya menarik tapi juga menunjukkan kemajuan program literasinya. Sekolah Rujukan harus menunjukkan perkembangan dalam menumbuhkan budaya literasinya agar dapat menjadi model dan rujukan bagi sekolah-sekolah lain di seluruh Indonesia. Untuk itu saya rancang agar program literasi ini digabungkan dengan program entrepreneurship atau kewirausahaan karena banyak sekolah menengah yang telah menjadikan entrepreneurship atau kewirausahaan sebagai salah satu materi pembelajaran dalam kurikulum sekolah mereka (intra mau pun ekstra).
Dengan wawasan kewirausahaan siswa didorong untuk berpikir kreatif, bersikap kritis, dan bertindak aktif dan progresif dalam menyikapi perkembangan jaman. Festival Literasi Sekolah 2017 adalah upaya untuk menggabungkan antara program Budaya Literasi dan Entrepreneurship.
Pada program ini siswa akan didorong untuk menghasilkan sebuah karya orisinal di bidang literasi yang nantinya akan mereka jadikan sebuah produk, yaitu buku hasil karya orisinal mereka. Setelah itu mereka diminta untuk merancang sebuah desain pemasaran bagi produk mereka tersebut dengan menggunakan berbagai media yang tersedia dan dapat digunakan. Dengan demikian siswa tidak sekedar belajar teori tentang kewirausahaan tetapi akan langsung mempraktekkannya. Jadi konsepnya adalah : MENGGAGAS SEBUAH KARYA – MENJADIKANNYA SEBUAH PRODUK – MEMASARKANNYA KEPADA PUBLIK
TANTANGAN MEMBACA 1000 HALAMAN
Tantangan Membaca 1000 halaman (1000 Page Reading Challenge) adalah program Gerakan Literasi Sekolah bagiGURU DAN SISWA. Tujuan dari program ini adalah untuk menumbuhkan kebiasaan dan minat baca dari SETIAP SISWA DAN GURU di sekolah dalam program yang menarik dan menantang sebagai bagian dari penumbuhan BUDAYA LITERASI BANGSA. Selain itu program ini dirancang untuk menciptakan Rekor Membaca Sekolah yang belum pernah ada sebelumnya.
- Program ini juga dirancang untuk menciptakan Rekor Membaca Sekolah setiap tahun.
- Batasan waktu untuk program ini adalah mulai Juli s/d Desember 2017 (lk 5 bulan).
- Program ini adalah program baca individual dan bukan lomba atau kompetisi. Setiap siswa akan menyelesaikan tantangan ini sesuai dengan kemampuan dan kondisinya masing-masing sesuai dengan rencana yang telah mereka susun sendiri-sendiri.
- Buku yang akan dibaca adalah buku NON-PELAJARAN, bisa buku fiksi atau pun non-fiksi. 1000 halaman sama dengan 5 buah buku dengan ketebalan 200 halaman, atau 4 buah buku dengan ketebalan 250 halaman (contoh buku “A Million Miles in A Thousand Years” karya Donald Miller).
- Setiap guru dan siswa diminta untuk membuat semacam rencana dengan memilih buku apa yang akan dibaca dan perkiraan kapan akan dapat mereka selesaikan. Rencana ini tentu saja dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi masing-masing.
- Sekolah akan memberikan penghargaan berupa “Sertifikat Tantangan Membaca 1000 Halaman” yang akan ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan atau Kepala Dinas Pendidikan Propinsi masing-masing kepada setiap guru dan siswa yang telah berhasil menyelesaikan program ini.
- Sertifikat ini akan memuat informasi tentang : Judul buku yang dibaca, penulisnya, jumlah halamannya, kapan mulai, dan kapan selesai sebanyak 1000 halaman.
ONE CLASS ONE BOOK
Setiap sekolah harus mendorong siswanya untuk MENULIS dan menghasilkan karya-karya ekspresi mereka karena pada hakikatnya setiap siswa MAMPU dan memiliki kapabilitas untuk berkarya dan membuat KARYA TULIS. Untuk itu setiap sekolah harus mendorong siswa untuk menerbitkan SEBUAH BUKU kumpulan karya tulis terbaik mereka bersama SETIAP TAHUN yang nantinya akan dijadikan sebagai portofolio siswa mau pun sekolah.
MENGGAGAS SEBUAH KARYA : Program ini akan mendorong SETIAP KELAS (Klas 10 dan 11) untuk merancang penulisan sebuah buku karya bersama setiap siswa (antologi). Setiap kelas akan merumuskan bentuk buku yang akan dihasilkannya, bisa berbentuk kumpulan cerpen, kumpulan esai, resensi buku, karya drama, dengan tema tertentu (ump. “Menggagas Cita-cita Sejak SMA: Kumpulan Esai Siswa tentang Bagaimana Menumbuhkan Cita-Cita di SMA”, “Tokoh dan Sosok Penting di Salatiga Sejak Jaman Kemerdekaan” (tulisan tentang tokoh di kota masing-masing), “Jadi Siswa SMK itu (Tidak) Mudah, Bro!”, dlsb. Jadi setiap kelas harus menggagas sebuah karya tulis bersama di mana setiap siswa ikut terlibat dalam penyusunan gagasan tersebut.
MENJADIKANNYA SEBUAH PRODUK : Setelah karya tulis tersebut jadi mereka harus berupaya untuk menerbitkannya dalam bentuk produk buku yang menarik dan layak untuk dijual. Untuk itu mereka harus membuat sebuah produk karya tulis yang bukan hanya menarik konten dan judulnya tapi juga menarik penampilannya.
MEMASARKANNYA KEPADA PUBLIK: Siswa setiap kelas harus merancang rencana penjualan dari buku hasil karya mereka tersebut. Mereka harus merancang mulai dari biaya penyusunan buku, biaya pencetakannya, berapa jumlah buku yang akan mereka cetak, bagaimana memasarkannya, berapa harga jualnya, siapa saja calon konsumen yang akan mereka sasar, bagaimana menjual produk mereka baik offline (toko buku) mau pun online, dlsb.
FESTIVAL LITERASI 2017
Festival ini akan berisi acara sbb:
1. PAMERAN BUKU HASIL KARYA SISWA SETIAP KELAS
Siswa akan dilatih dan didorong untuk menghasilkan minimal satu hasil karya tulis berupa, cerpen, esai, artikel ilmiah, resensi, drama, atau puisi yang nantinya akan dijadikan satu sebagai kumpulan tulisan (antologi) siswa setiap kelas. Buku-buku ini akan dipamerkan pada Festival Literasi Sekolah ini pada bulan Desember 2017. Setiap kelas akan mendapatkan 1 booth untuk memamerkan dan menjual buku hasil karyanya pada acara ini.
Selain buku hasil karya siswa sekolah tersebut direncanakan untuk mengundang sekolah lain memamerkan buku hasil karya sekolah masing-masing. Akan disediakan 1 booth khusus untuk buku hasil karya siswa sekolah lain.
2. PENJUALAN BUKU KARYA SISWA
Selain memamerkan buku hasil karya siswa juga akan didorong untuk menjual buku hasil karyanya pada acara festival tersebut. Penjualan hasil karya siswa ini dimaksudkan untuk melatih siswa untuk mempraktekkanentrepreneurship skill mereka. Mereka akan didorong untuk menelurkan ide (berupa pemikiran), kemudian menuliskannya, membukukannya, mencetak dan menerbitkannya, dan kemudian berupaya untuk menjual hasil karya tersebut pada festival ini, di toko-toko buku, dan pada forum lain yang bisa dikreasi sendiri oleh siswa.
3. PERTUNJUKAN
Selain pameran, dan penjualan buku akan ada acara pertunjukan yang menunjang tema budaya literasi baik itu berupa : Drama, Pembacaan Puisi, Bedah Buku, Temu Tokoh Sastra, dll.
4. UNDANGAN
Untuk mensukseskan acara pameran dan penjualan buku ini sekolah akan bekerjasama dengan Komite Sekolah dan Ikatan Alumni sekolah masing-masing. Untuk mensukseskan acara ini akan diundang sbb :
a. Semua orang tua siswa
b. Alumni SMALA
c. Para pejabat
d. Dirjen Dikdasmen
e. Dinas Pendidikan dan jajarannya
f. Kepala Sekolah SMAN dan Swasta se Kota/Kabupaten
g. Siswa SMA Negeri dan Swasta se kota/kabupaten
h. Perwakilan siswa SMAN se Propinsi
i. Pers
j. Lain-lain
JADWAL PERSIAPAN MENUJU FESTIVAL LITERASI
1. SOSIALISASI DAN PELATIHAN MENULIS BAGI SISWA : JULI – AGUSTUS 2017
2. PENULISAN KARYA SISWA : JULI – SEPTEMBER 2017
3. EDITING, LAYOUT, COVER, PENGAJUAN ISBN : AGT – OKTOBER 2017
4. PENERBITAN BUKU SISWA : NOPEMBER 2017
5. FESTIVAL LITERASI SEKOLAH : DESEMBER 2017
Sekian dulu sementara yang bisa saya sampaikan. Mohon masukan dari rekan-rekan lain demi suksesnya program ini. Saat ini baru ada 2 (dua) sekolah yang berkomitmen untuk melaksanakan FLS 2017 ini, yaitu SMAN 5 Surabaya dan SMAN 1 Gresik. SMA Lazuardi Global Islamic School di Depok tampaknya juga tertarik dan sudah merencanakan untuk mengundang saya ke sekolahnya.
Jika sekolah Anda tertarik untuk mengikuti program FLS 2017 ini, saya dengan senang hati akan membantu Anda. Sila hubungi saya di satriadharma2002@yahoo.com atau di nomor WA 0811545430
Surabaya, 3 Agustus 2017
Satria Dharma
Penggagas Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Saya sangat tertarik