Alhamdulillah…!
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah atas kegembiraan yang saya dapatkan pada hari ini. It’s really a very…very happy day for me… Akhirnya program Tantangan Membaca benar-benar dapat kami realisasikan tahun ini di Surabaya.
Kemarin saya diundang oleh Dr. Ikhsan MPsi, Kadisdik Kota Surabaya, untuk ikut dalam rapat perencanaan Rakor Kepala Sekolah se Surabaya beserta para kabidnya dan juga dua konsultannya, Mas Martadi dan Mas Didik (yang sudah saya kenal baik). Rapat ini membahas program Dinas Pendidikan Kota Surabaya yang akan disampaikan pada Rakor Kepala Sekolah pada tanggal 2 s/d 5 Maret 2015 nanti. Kenapa tiba-tiba saya diajak ikut dalam rapat ‘internal’ Disdik Surabaya ini?
Sebelum ini saya sudah terus menghubungi Pak Ikhsan untuk menanyakan kesiapan Disdik dalam melaksanakan program Tantangan Membaca yang sudah saya ajukan. Program Tantangan Membaca sebetulnya merupakan bagian dari program Surabaya Kota Literasi yang sudah dicanangkan oleh Bu Risma, Walikota Surabaya, sejak 2 Mei 2014. Dua hari sebelumnya saya kembali menanyakan program ini sekalian juga mengirim dokumen tentang Tantangan Membaca dari Premier’s Reading Challenge-nya New South Wales, Australia.Maksud saya adalah untuk menunjukkan bahwa butuh waktu dan persiapan yang lama untuk melaksanakan program ini, bahkan untuk NSW yang telah melaksanakan program Premier’s Reading Challenge-nya yang sudah menjadi program rutin tersebut. Apalagi Surabaya yang belum pernah melaksanakannya…
Dan undangan rapat itu pun datang…
Dalam rapat terbatas yang gayeng tapi penuh dengan pertukaran ide dan argumentasi ini akhirnya disetujuilah program Tantangan Membaca Surabaya 2015 untuk dilaksanakan mulai awal Maret sampai dengan akhir Desember 2015 nanti. Praktis sisa 10 bulan waktu untuk melaksanakan program yang masih kinyis-kinyis dan masih asing ini dari nol.
Sebenarnya program Tantangan Membaca sudah saya ajukan sejak tahun 2014 tapi nampaknya ide ini masih harus melalui liku-liku yang panjang sehingga baru kemarin, 24/2/15, program ini disetujui dan disepakati untuk dilaksanakan pada semua sekolah di Surabaya. Fiuuh…! Rasanya saya ingin melakukan bancakan atau selamatan untuk merayakan keberhasilan ini. *:) happy
Tapi saya juga jadi gemetar…
Saya gemetar pertama karena very exited alias saking senangnya saya bahwa pada akhirnya program ini disetujui oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Jika berjalan maka program pembudayaan membaca dalam bentuk program Tantangan Membaca ini akan merupakan yang pertama yang berjalan di Indonesia. Jika sudah berjalan maka akan mudah untuk menjadikannya program rutin tahunan kota Surabaya. Setelah itu saya berharap kami bisa mengadopsi, mengadaptasi, dan menginspirasi kota-kota dan kabupaten lain untuk melakukan hal yang sama. Surabaya adalah taruhan besarnya. Jika kami berhasil di Surabaya maka akan lebih mudah menyebarkan program ini ke kota-kota dan kabupaten lain. Ini membuat saya benar-benar exited.
Tapi saya juga gemetar karena tahu bahwa program ini program besar yang membutuhkan energi besar dan kerja keras untuk menyukseskannya. Ini program yang belum pernah dilakukan di Indonesia alias tak ada yang benar-benar tahu bagaimana program Tantangan Membaca ini dilaksanakan sebenarnya. Saya memang sudah membaca banyak tentang program Tantangan Membaca ini tapi saya sendiri belum pernah mengetahui apalagi melakukannya sendiri. It will become a new frontier to explore and discover…! 🙂 happy Rasanya seperti akan berlayar menuju sebuah benua baru yang belum pernah saya datangi. Agak lebay memang perumpamaannya tapi begitulah yang saya rasakan. Hehehe…! Saya jelas akan butuh banyak bantuan dari berbagai pihak utamanya orang-orang yang memiliki kecintaan pada literasi secara ‘voluntarily’ alias sukarela karena tidak ada dana untuk program ini (Tapi saya sudah tetapkan untuk menyiapkan dana pribadi untuk mensukseskan eksplorasi Tantangan Membaca Surabaya 2015 ini).
Saya sudah mulai mendata nama-nama orang yang akan saya ajak untuk mendiskusikan dan merancang program ini. Sebagai awal saya sudah mendapat 20 nama. Nama-nama ini segera saya kirimkan pada Pak Yusuf Masruh, Kabid Ketenagaan Disdik Surabaya, yang diminta oleh Pak Ikhsan untuk menggawangi program ini di Disdik. Saya perlu rapat untuk membentuk tim sesegera mungkin karena hanya ada 10 bulan tersisa sedangkan kami harus benar-benar mulai dari nol. Meski demikian saya sudah bertekad untuk melakukan apa saja yang dibutuhkan untuk melaksanakan program ini. Kalau perlu bekerja 30 jam sehari ya saya akan cari 10 orang yang cukup bekerja cukup 3 jam sehari. 🙂 Rencananya kami akan rapat awal pada hari Rabu 4 Maret 2015 ini.
Saya mesti mengapresiasi dua pejabat yang membuat program ini menjadi program kota Surabaya yaitu Ibu Arini Pakistianingsih, Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Surabaya, dan Pak Ikhsan, Kadisdik Surabaya. Mereka adalah dua pejabat yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, berpikiran terbuka, bervisi jauh kedepan, dan bersedia mengambil resiko dalam melakukan terobosan-terobosan dalam melaksanakan tugasnya. They think out of the box…! Kudos for them…!
Terus terang sejak membaca tentang Tantangan Membaca bertahun-tahun yang lalu saya sudah sangat ngebet agar program yang sangat ampuh untuk meningkatkan minat dan kegiatan membaca siswa ini bisa terlaksana di Indonesia, atau minimal di Surabaya di mana saya tinggal. Untuk mengetahui apa itu Tantangan Membaca sila baca tulisan saya sebelumnya disini.
Dari sekian banyak program Reading Challenge saya sangat kepincut dengan program Premier’s Reading Challenge-nya New South Wales. Program ini bekerjasama langsung dengan sekolah-sekolah dan ditujukan bagi siswa usia Taman Kanak-kanak sampai SMP klas 9 (Kindergarten –Grade 9). Setiap anak ditantang untuk membaca sekitar 20 s/d 30 buah buku dalam waktu tertentu (dari 1 Februari s/d 1 September atau 7 bulan, umpamanya). Untuk itu dinas pendidikan atau organisasi yang menjalankan program ini jelas telah mengatur dan menyediakan daftar bacaan yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan membaca siswa. Jadi untuk siswa TK, SD kelas 1, kelas 4, kelas 8, dst memiliki daftar buku bacaan yang harus dibaca sendiri-sendiri, Dinas Pendidikan akan menyediakan daftar tersebut yang disebarkan ke sekolah-sekolah. Jadi sekolah yang akan menyampaikan tantangan membaca ini pada setiap siswanya dan guru-guru mendorong semua siswanya untuk mengikuti tantangan ini. Tapi Tantangan Membaca ini adalah sukarela dan tidak diwajibkan. Siswa yang ingin mengikuti tantangan ini mesti mendaftarkan diri pada guru kelas masing-masing dan guru masing-masing akan mencatat nama siswa yang akan ikut tantangan ini.
Setelah itu anak-anak akan memilih dua puluh atau tiga puluh judul buku yang akan ia baca selama 7 bulan tersebut. Tentu saja guru akan membantu siswanya dalam pemilihan daftar buku tersebut. Daftar buku pilihan setiap anak tersebut akan dicatat oleh guru dan setelah itu siswa kemudian mencari buku itu di perpustakaan atau juga membeli bukunya di toko buku dan mulai membaca. Mereka bisa membaca buku tersebut sebagai bagian dari pelajaran membaca di kelas atau bisa juga dibaca secara individual di sekolah atau di rumah. Setelah selesai membaca satu buku si anak kemudian akan melaporkan kepada gurunya apa judul buku yang telah selesai ia baca. Si guru kemudian akan mencatat judul buku yang telah dibaca oleh siswa dalam sebuah log khusus. Guru atau petugas perpustakaan akan memverifikasi buku yang telah dibaca tersebut. Setelah seorang siswa berhasil membaca sejumlah buku yang diwajibkan yang telah dipilihnya itu maka nama siswa dan judul buku yang dibacanya akan dilaporkan ke panitia Reading Challenge untuk dicatat. Siswa yang berhasil menyelesaikan tantangan tersebut nantinya akan mendapat sertifikat penghargaan khusus dari Gubernur New South Wales sebagai siswa yang berhasil menyelesaikan Reading Challenge.
Apakah program Tantangan Membaca ini berhasil membuat siswa tertantang untuk mengikutinya? Ya, tentu saja. Tahun 2012 lalu Premier memberikan 230.000 sertifikat untuk anak-anak NSW yang berhasil menyelesaikan PRC. Jika setiap anak ini membaca 20 – 30 buah buku maka jelas sekali bahwa siswa-siswa NSW ini telah membaca lebih dari 5.000.000 (lima juta) buku hanya dalam waktu 7 bulan saja…! Ini benar-benar program membaca yang dahsyat yang membuat saya termimpi-mimpi untuk dapat mengadopsinya. *:) happy Pak Ikhsan sempat melontarkan agar nantinya siswa Surabaya yang berhasil menyelesaikan Tantangan Membaca Surabaya 2015 ini nantinya akan mendapatkan sertifikat penghargaan yang akan ditandatangani oleh Bu Risma sebagai Walikota Surabaya sendiri. “Luput-luputnya ya nanti saya tandatangani sendiri,” sambungnya sambil tertawa.
Apakah para kepala sekolah dan guru di Surabaya akan sama antusiasnya dengan saya untuk menjadikan anak-anak mereka keranjingan membaca dengan program ini? Ya, mari kita doakan. 😀 big grin
Biasanya sih banyak guru yang tidak suka mendapat tambahan pekerjaan atau tambahan program di sekolahnya. Tapi saya yakin program ini akan membuat siswa dan guru Surabaya antusias untuk mengikutinya. Arek Suroboyo gitu loh…! Salah satu tugas yang mungkin perlu dilakukan oleh para guru adalah mencatat jumlah buku yang telah dibaca oleh siswa dan melaporkannya pada Tim Penyelenggara Tantangan Membaca Surabaya 2015. Target kami untuk program ini adalah 1.000.000 (satu juta) buku terbaca selama 2015. Target ini bisa dianggap ambisius tapi sebenarnya juga tidak. Saya punya hitung-hitungannya dan kalau program ini dikawal dengan baik maka insya Allah Target Membaca Sejuta Buku oleh siswa Surabaya pada tahun 2015 ini akan tercapai.
Doakan kami ya…!
Surabaya, 26 Pebruari 2015
Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com